Minggu, 17 Januari 2016

Asal Usul Sejarah Candi Borobudur


Asal Usul Sejarah Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang
yang letaknya sebelah selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga 婆羅浮屠 (Hanyu Pinyin: pó luó fú tú) dalam bahasa Mandarin.

ASAL USUL SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR
WAKTU DIDIRIKAN
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti
namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga )
menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9
dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.

Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa tengah pada khususnya
periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra
kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.

Tahap Pembangunan Borobudur
* Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
* Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
* Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
* Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.

PENEMUAN KEMBALI
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi antara dataran rendah di sekelilingnya.

Tidak akan pernah masuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan

Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran.
Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,
sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur

Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.
Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.

Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam.
Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M –1816 M.

Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman,
karena begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut,
puing –puing yang masih menutupi candi di singkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua sehingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya.
Foto Pertama Candi Borobudur dari tahun 1873, bendera Belanda nampak pada stupa utama candi

PENYELAMATAN 1
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur
mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya.
Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Tuan Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur
Teras tertinggi setelah restorasi Van Erp

walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutama tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat di selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.

Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam,
namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi dan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur,
Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,
Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tuan Van erf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah

PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973
prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM
bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )

Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah,
pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor
( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).

Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.

Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti tersebut di tanda tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.


Ikhtisar Waktu Proses Pemugaran Candiborobudur
* 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur.
Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
* 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.
* 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
* 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
* 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
* 1956 - Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO.
Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
* 1963 - Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
* 1968 - Pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
* 1971 - Pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
* 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya.
Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat.
Sisanya ditanggung Indonesia.
* 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
* 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali.
Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstremis yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi.
* 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO

Jumat, 08 Januari 2016

Budaya Politik Jawa

Salah satu kelompok etnis yang besar di pulau Indonesia adalah etnis Jawa, yang mendiami bagian timur dan tengah dari kepulauan Jawa dan mendekati setengah dari jumlah total populasi di Indonesia. Dan hal inilah yang menyebabkan terciptanya pola budaya yang dominan, yang berasal dari kelompok Etnis yang dominan, yaitu etnis Jawa. Etnis ini sangat mewarnai sikap, perilaku dan orientasi politik pemerintah. Dalam politik, hal ini dapat menyebabkan perpecahan antar Etnis Jawa dan Etnis lain.
Masyarakat Jawa pada umumnya adalah masyarakat yang hierarkis. Stratifikasi sosial tidak berdasarkan atas atribut sosial yang bersifat materialistik, namun lebih kepada akses pada kekuasaan. Sehingga terjadi kesenjangan politik maupun sosial antara golongan pemegang kekuasaan, yang biasa disebut kalangan priyayi dan golongan masyarakat yang secara kedudukan lebih rendah.golongan Priyayi terdiri dari kalangan bangsawan maupun keluarga dan keturunan raja-raja Jawa.
            Dalam perkembangan agama di masyarakat Jawa, islam merupakan salah satu agama yang memiliki pengikut terbesar di Dunia, sehingga menyebabkan Indonesia menjadi negara Muslim terbesar. Baik secara budaya maupun politik. Hal ini menyebabkan kelompok politik di Jawa terbagi menjadi dua, yaitu golongan muslim yang saleh yang biasa disebut santri dan abangan yang merupakan perpaduan dari budaya Islam dan budaya Jawa. Dan keduanya secara politis memiliki posisi yang sama penting di mata masyarakat Jawa.
Dalam perkembangannya perbedaan gagasan dalam struktur sosial yang lebih lanjut meruncing dalam dikotomi budaya. Kaum elit politik abangan harus menjadi golongan yang paling sadar atau berpikiran hierarki. Kekuatan priyayi diwakili oleh para bangsawan, nilai-nilai yang dianut oleh priyayi, bagaimanapun sangat mudah di adaptasi oleh gaya administrasi birokrat dari aturan kolonial dan berlanjut pada gagasan-gagasan dan budaya pemerintah saat ini.
            Kekuasaan dalam budaya jawa pada dasarnya bersifat kongkrit, besarannya konstan, sumbernya homogen, dan tidak mempersoalkan legitimasi, dalam hal ini mereka lebih bertumpu pada bagaimana mengakumulasikan kekuasaan bukan melaksanakan kekuasaan. Dan orientasi politik mereka juga cenderung monoton dan hanya berpusat pada pemusatan dan pemeliharaan kekuasaan dan tidak berorientasi pada tujuan dan hakikat dari sebuah kekuasaan, yaitu bagaimana menggunakan kekuasaan untuk mensejahterakan yang dipimpin.
Cara memperoleh kekuasaan dalam budaya Jawa kuno yang bersistem monarki cenderung bersifat dinamisme.mereka masih menggunakan cara seperti bertapa, puasa, meditasi dan kegiatan pengumpulan benda-benda yang bersifat magic lainnya. Terbukti hingga saat ini kerajaan-kerajaan yang masih berdiri, seperti kraton kasunan dan mangkunegaran yang masih sering mengadakan upacara-upacara bagi benda-benda pusaka kerajaan.
Yahya Muhaimin dalam tulisannya “Persoalan Budaya Politik Indonesia” mengutarakan tentang sikap-sikap masyarakat Jawa terkait dengan pelaksanaan politik di Indonesia. Adapun sikap-sikap itu antara lain:
 
a.     Konsep “Halus”
Masyarakat Jawa cendrung untuk menghindarkan diri atau cendrung untuk tidak berada pada situasi konflik dengan pihak lain dan bersamaan dengan itu mereka juga cendrung selalu mudah tersinggung. Ciri-ciri ini berkaitan erat dengan konsep “halus” (alus) dalam konteks Jawa, yang secara unik bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan kata subtle, smooth, refined, sensitive, polite dan civilized. Konsep ini telah ditanamkan secara intensif dalam masyarakat Jawa sejak masa kanak-kanak. Ia bertujuan membentuk pola “tindak-tanduk yang wajar”, yang perwujudannya berupa pengekangan emosi dan pembatasan antusiasme serta ambisi. Menyakiti dan menyinggung orang lain dipandang sebagai tindakan kasar, rough, crude, vulgar, coarse, insensitive, impolite dan uncivilized (ora njawa). Nilai-nilai semacam ini menyebabkan orang Jawa kelihatan cendrung mempunyai konsepsi tentang “diri” yang dualistis.
Sebagai manifestasi tingkah laku yang halus, kita mengenal dua konsep yang bertautan, yaitu “malu” dan “segan”. Yang pertama berkonotasi dari perasaan discomfort sampai ke perasaan insulted atau rendah diri karena merasa berbuat salah. Yang kedua, “segan”, mirip dengan yang pertama tapi tanpa perasaan bersalah. Rasa segan (sungkan). Ini merupakan perpaduan antara malu dan rasa hormat kepada “atasan” atau pihak lain yang setara namun belum dikenalnya dengan baik.
Dari tema-tema kultural seperti di atas, kita dapat memahami mengapa orang Jawa mempunyai kesulitan untuk berlaku terus terang. Ini terjadi karena ia ingin selalu menyeimbangkan penampilan lahiriah dengan suasana batinnya sedemikian rupa sehingga dianggap tidak kasar dan tidak menganggap keterbukaan (keterusterangan) sebagai suatu yang terpuji kalau menyinggung pihak lain. Untuk itu seorang lawan bicara (counterpart) mesti memiliki sensitivitas tertentu karena ketiadaan sensitivitas akan sering mengakibatkan suatu hasil yang jauh dari yang dimaksudkan.
 
b.     Menjunjung Tinggi Ketenangan Sikap
Sikap ini merupakan refleksi tingkah laku yang halus dan sopan. Pola ini merupakan pencerminan kehalusan jiwa yang diwujudkan dengan pengendalian diri dan pengekangan diri. Kewibawaan ini bisa tercapai dengan bersikap tenang di muka umum, yaitu dengan memusatkan kekuatan diri. Ini berarti bahwa pribadi yang berwibawa adalah pribadi yang tenang, tidak banyak tingkah dan karenanya tidak akan selalu mulai melakukan manufer. Sebagai seorang yang berwibawa, dalam tingkat pertama, ia merasa tidak akan membutuhkan orang lain, sebaliknya orang lain yang selalu membutuhkannya. Karena itu, ia akan selalu merasa perlu membuat jarak dengan orang lain. Karakteristik inilah yang merupakan pola kultural bahwa tindakan dan tingkah laku akan mengakibatkan resiko tertentu yang tidak baik bila tindakan tersebut tidak didasarkan pada ketenangan jiwa atau didasarkan pada pamrih, ketidaktulusan dan penuh emosi.
Pola ini mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa menganggap orang yang berwibawa tidak perlu berarti orang yang aktif atau orang yang memecahkan berbagai persoalan rutin sehari-hari atau orang orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan sehari-hari, bukan a man of action. Orang yang berwibawa adalah orang memiliki status tertentu sehingga merupakan objek loyalitas dan kepatuhan pada orang lain. Bertalian dengan pola ini, terdapat suatu kecendrungan pada orang Jawa agar kelihatan lebih penting menghargai simbol daripada subtansi dan menghargai status daripada fungsi seseorang.
Letak status yang sentral ini mendapatkan penjabaran yang cukup unik dalam kaitannya dengan kekuasaan. Dalam konteks ini, harta merupakan sumber kekuasaan, sebab kekayaan merupakan sumber status, tapi sepanjang kekuasaan itu dirasakan juga oleh orang lain. Bila orang lain bisa menikmati kekayaan itu, maka kesetiaan dan ketaatan akan timbul secara otomatis dari mereka yang berada di sekelilingnya. Hal yang demikian berlaku pula pada sumber-sumber status yang lain, misalnya ilmu pengetahuan, jabatan dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam tradisi ini kekayaan tidak secara otomatis membawa kewibawaan atau kekuasaan, bila kekayaan itu tidak dibagi-bagikan, tidak dinikmati bersama-sama. Kekayaan seperti akan bersifat destruktif, sebab dilandasi pamrih.
 
c.       Konsep Kebersamaan
Dalam kebudayaan Jawa, kebersamaan ini secara operasional tidak sekedar diaktualisasikan dalam aspek-aspek yang materialistis, tapi juga dalam aspek-aspek yang non materialistis atau yang menyangkut dimensi moral. Implikasi dimensi yang sangat luas ini ialah kaburnya hak dan kewajiban serta tanggung jawab seseorang. Jika seseorang mempunyai hak atas sesuatu, maka dalam kerangka ini, orang lain akan cendrung berusaha menikmati hak tersebut. Pihak yang secara intrinsik mempunyai hak juga cendrung membiarkan orang lain ikut menikmatinya. Karena itu, kalau seseorang memiliki kewajiban atau tanggung jawab, maka orang tersebut cendrung ingin membagi kewajiban itu pada orang lain. Dengan demikian, takkala suatu pihak dituntut untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya, maka secara tidak begitu sadar ia seringkali bersikap agar pihak lain juga bersama-sama memikul tanggung jawab itu. Bahkan seluruh anggota masyarakat diinginkan agar sama-sama mengemban tanggung jawab. Implikasi selanjutnya ialah adanya kecendrungan bahwa takkala diperingatkan (dikritik) agar bertanggung jawab, ia cendrung mengabaikan peringatan (kritik) tersebut sebab orang lain atau anggota masyarakat selain dia dirasakannya tidak dimintai pertanggunjawaban, padahal mereka telah ikut menikmati haknya tadi. Sedemikian jauh sifat pengabaian itu sehingga sering sampai pada titik “tidak ambil pusing”. Pada titik inilah masyarakat Jawa kelihatan kontradiktif, yakni, pada satu segi, selalu berusaha bersikap dan berlaku halus serta bertindak tidak terus terang, tetapi pada segi lain sering bersikap “tidak ambil pusing” (tebal muka) terhadap kritik yang langsung sekalipun serta bersikap “menolak” secara terus terang.
Terdapat suatu kecendrungan yang amat kuat bahwa dalam masyarakat terdapat watak ketergantungan yang kuat pada atasan serta ketaatan yang berlebihan pada kekuasaan, sebab status yang dipandang sebagai kewibawaan politik dijunjung begitu tinggi. Semua kecendrungan sosio-kultural ini memperkental sistem patron-klien yang sangat canggih dalam masyarakat. Dengan sistem seperti ini, keputusan-keputusan dalam setiap aspek diambil untuk menjaga harmoni dalam masyarakat yang dipimpin para “orang bijak” tersebut, yang menurut banyak orang, disebabkan oleh warisan kultural masyarakat pemerintahan tani tradisional yang bersifat sentralistik (Muhaimin, Yahya; 53-58)
Budaya ala Politik Jawa

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af
Budaya ala Politik Jawa

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af
Setelah 69 tahun merdeka, Indonesia masih dicengkram budaya politik Jawa, yang sentralistik, menghimpun kekuasaan dan kekayaan yang tak terbatas, melanggar norma dan etika serta mengorbankan banyak manusia. Kini ada pemimpin baru yang dipilih "hanya dengan 40% suara pemilih dalam pemilu presiden 2014 secara logikanya, yang berkoalisi dengan partai kebangkitan bangsa, serta dituduh melakukan kecurangan secara masiv dan sistematis serta didukung media bayaran dan asing. Adapun kekuatan koalisi adalah sekitar 60 % lebih di parlemen yang juga dipenuhi infiltrator, pekhianat, kaum pragmatis yang berusaha menyelamatkan diri dari jeratan hukum karena korupsi yang dilakukannya. Budaya politik Jawa, tidaklah beda dengan Sunda atau Melayu, memang suku-suku di Indonesia memiliki kharakteristik yang sangat rentan dengan adu domba. Sementara dalam budaya yang dijunjung adalah norma serta etika , maka di era globalisasi ini dimana pergaulan pria wanita , sesama jenis, perjudian, narkoba, minuman keras sangat gencar dimasukkan dalam sanubari rakyat membuat asing gampang menjadikan budaya luhur menjadi budaya instan yang "menghalalkan segala cara, berbuat curang, korup dan menggunakan institusi militer serta kepolisisn sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menyerang oposan. Dalam politik Jawa, dikenal "beda lidah dan beda hati, dimana lidah berbicara hati memungkiri, ini sudah biasa dan dijadikan alat untuk pembenaran sendiri dalam berpolitik. Demikian juga kekuasaan menurut orang Jawa adalah sesuatu yang patut diperjuangkan "dengan segala cara, karena bagi orang Jawa (juga dalam budaya Melayu), kekuasaan adalah akses menuju gudang kenikmatan dunia, menuju pusat lumbung "harta, tahta, dan wanita" dimana menurut orang Jawa, jika mereka sudah duduk dalam kekuasaaan mereka akan menguasai seluruh harta negara, dan dilindungi oleh beking preman, militer dan kepolisian, serta hakim dan jaksa. Mereka merasa dilindungi, bermain korupsi dibalik tembok-tembok tebal kantor pemerintahan, dan menjadikan mereka kaya raya dan membuat ratusan tembok tebal berupa kondominium, apartemen, rumah mewah. Sementara rakyat yang tidak memperoleh kekuasaan, menjadi bulan-bulanan, jika mencuri roti akan diganyang sampai mati, sementara presidennya, pemimpinnya tiah hari curi uang ratusan juta tidak pernah diseret ke jalanan dan "digebugi sampai mati. Jawa adalah prahara, prahara karena berkorban untuk tidak mengejar kekuasaan bar-bar, yang "disenangi asing yang mengincar harta kekayaan Nusantara, sehingga dijadikan adu domba asing dan juga negara asia seperti china yang sangat berkepentingan dengan sumber daya alam Indonesia. Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa hukum jahiliyah lah yang berlaku, dimana "sing ora edan ora keduman" adalah patokan bagi kaum koruptor beserta anak cucunya. Jawa adalah kunci bagi kehancuran Indonesia, dan yang benar-benar bisa menghancurkan Jawa adalah Tuhan YME, pemilik gunung-gunung api di Jawa, dan kandungan lumpur magma dalam tanah Jawa yang siap meluluh lantakkan Jawa. Ini lebih terhormat dan bermartabat sehingga ada generasi baru yang diharapkan mampu menjaga Nusantara dengan keadilan, kejujuran serta kebijaksanaan yang beradab.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af
Setelah 69 tahun merdeka, Indonesia masih dicengkram budaya politik Jawa, yang sentralistik, menghimpun kekuasaan dan kekayaan yang tak terbatas, melanggar norma dan etika serta mengorbankan banyak manusia. Kini ada pemimpin baru yang dipilih "hanya dengan 40% suara pemilih dalam pemilu presiden 2014 secara logikanya, yang berkoalisi dengan partai kebangkitan bangsa, serta dituduh melakukan kecurangan secara masiv dan sistematis serta didukung media bayaran dan asing. Adapun kekuatan koalisi adalah sekitar 60 % lebih di parlemen yang juga dipenuhi infiltrator, pekhianat, kaum pragmatis yang berusaha menyelamatkan diri dari jeratan hukum karena korupsi yang dilakukannya. Budaya politik Jawa, tidaklah beda dengan Sunda atau Melayu, memang suku-suku di Indonesia memiliki kharakteristik yang sangat rentan dengan adu domba. Sementara dalam budaya yang dijunjung adalah norma serta etika , maka di era globalisasi ini dimana pergaulan pria wanita , sesama jenis, perjudian, narkoba, minuman keras sangat gencar dimasukkan dalam sanubari rakyat membuat asing gampang menjadikan budaya luhur menjadi budaya instan yang "menghalalkan segala cara, berbuat curang, korup dan menggunakan institusi militer serta kepolisisn sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menyerang oposan. Dalam politik Jawa, dikenal "beda lidah dan beda hati, dimana lidah berbicara hati memungkiri, ini sudah biasa dan dijadikan alat untuk pembenaran sendiri dalam berpolitik. Demikian juga kekuasaan menurut orang Jawa adalah sesuatu yang patut diperjuangkan "dengan segala cara, karena bagi orang Jawa (juga dalam budaya Melayu), kekuasaan adalah akses menuju gudang kenikmatan dunia, menuju pusat lumbung "harta, tahta, dan wanita" dimana menurut orang Jawa, jika mereka sudah duduk dalam kekuasaaan mereka akan menguasai seluruh harta negara, dan dilindungi oleh beking preman, militer dan kepolisian, serta hakim dan jaksa. Mereka merasa dilindungi, bermain korupsi dibalik tembok-tembok tebal kantor pemerintahan, dan menjadikan mereka kaya raya dan membuat ratusan tembok tebal berupa kondominium, apartemen, rumah mewah. Sementara rakyat yang tidak memperoleh kekuasaan, menjadi bulan-bulanan, jika mencuri roti akan diganyang sampai mati, sementara presidennya, pemimpinnya tiah hari curi uang ratusan juta tidak pernah diseret ke jalanan dan "digebugi sampai mati. Jawa adalah prahara, prahara karena berkorban untuk tidak mengejar kekuasaan bar-bar, yang "disenangi asing yang mengincar harta kekayaan Nusantara, sehingga dijadikan adu domba asing dan juga negara asia seperti china yang sangat berkepentingan dengan sumber daya alam Indonesia. Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa hukum jahiliyah lah yang berlaku, dimana "sing ora edan ora keduman" adalah patokan bagi kaum koruptor beserta anak cucunya. Jawa adalah kunci bagi kehancuran Indonesia, dan yang benar-benar bisa menghancurkan Jawa adalah Tuhan YME, pemilik gunung-gunung api di Jawa, dan kandungan lumpur magma dalam tanah Jawa yang siap meluluh lantakkan Jawa. Ini lebih terhormat dan bermartabat sehingga ada generasi baru yang diharapkan mampu menjaga Nusantara dengan keadilan, kejujuran serta kebijaksanaan yang beradab.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af
Setelah 69 tahun merdeka, Indonesia masih dicengkram budaya politik Jawa, yang sentralistik, menghimpun kekuasaan dan kekayaan yang tak terbatas, melanggar norma dan etika serta mengorbankan banyak manusia. Kini ada pemimpin baru yang dipilih "hanya dengan 40% suara pemilih dalam pemilu presiden 2014 secara logikanya, yang berkoalisi dengan partai kebangkitan bangsa, serta dituduh melakukan kecurangan secara masiv dan sistematis serta didukung media bayaran dan asing. Adapun kekuatan koalisi adalah sekitar 60 % lebih di parlemen yang juga dipenuhi infiltrator, pekhianat, kaum pragmatis yang berusaha menyelamatkan diri dari jeratan hukum karena korupsi yang dilakukannya. Budaya politik Jawa, tidaklah beda dengan Sunda atau Melayu, memang suku-suku di Indonesia memiliki kharakteristik yang sangat rentan dengan adu domba. Sementara dalam budaya yang dijunjung adalah norma serta etika , maka di era globalisasi ini dimana pergaulan pria wanita , sesama jenis, perjudian, narkoba, minuman keras sangat gencar dimasukkan dalam sanubari rakyat membuat asing gampang menjadikan budaya luhur menjadi budaya instan yang "menghalalkan segala cara, berbuat curang, korup dan menggunakan institusi militer serta kepolisisn sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menyerang oposan. Dalam politik Jawa, dikenal "beda lidah dan beda hati, dimana lidah berbicara hati memungkiri, ini sudah biasa dan dijadikan alat untuk pembenaran sendiri dalam berpolitik. Demikian juga kekuasaan menurut orang Jawa adalah sesuatu yang patut diperjuangkan "dengan segala cara, karena bagi orang Jawa (juga dalam budaya Melayu), kekuasaan adalah akses menuju gudang kenikmatan dunia, menuju pusat lumbung "harta, tahta, dan wanita" dimana menurut orang Jawa, jika mereka sudah duduk dalam kekuasaaan mereka akan menguasai seluruh harta negara, dan dilindungi oleh beking preman, militer dan kepolisian, serta hakim dan jaksa. Mereka merasa dilindungi, bermain korupsi dibalik tembok-tembok tebal kantor pemerintahan, dan menjadikan mereka kaya raya dan membuat ratusan tembok tebal berupa kondominium, apartemen, rumah mewah. Sementara rakyat yang tidak memperoleh kekuasaan, menjadi bulan-bulanan, jika mencuri roti akan diganyang sampai mati, sementara presidennya, pemimpinnya tiah hari curi uang ratusan juta tidak pernah diseret ke jalanan dan "digebugi sampai mati. Jawa adalah prahara, prahara karena berkorban untuk tidak mengejar kekuasaan bar-bar, yang "disenangi asing yang mengincar harta kekayaan Nusantara, sehingga dijadikan adu domba asing dan juga negara asia seperti china yang sangat berkepentingan dengan sumber daya alam Indonesia. Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa hukum jahiliyah lah yang berlaku, dimana "sing ora edan ora keduman" adalah patokan bagi kaum koruptor beserta anak cucunya. Jawa adalah kunci bagi kehancuran Indonesia, dan yang benar-benar bisa menghancurkan Jawa adalah Tuhan YME, pemilik gunung-gunung api di Jawa, dan kandungan lumpur magma dalam tanah Jawa yang siap meluluh lantakkan Jawa. Ini lebih terhormat dan bermartabat sehingga ada generasi baru yang diharapkan mampu menjaga Nusantara dengan keadilan, kejujuran serta kebijaksanaan yang beradab. Shiva Bayu /andrise a reader who try making good writing... Selengkapnya...

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af
Setelah 69 tahun merdeka, Indonesia masih dicengkram budaya politik Jawa, yang sentralistik, menghimpun kekuasaan dan kekayaan yang tak terbatas, melanggar norma dan etika serta mengorbankan banyak manusia. Kini ada pemimpin baru yang dipilih "hanya dengan 40% suara pemilih dalam pemilu presiden 2014 secara logikanya, yang berkoalisi dengan partai kebangkitan bangsa, serta dituduh melakukan kecurangan secara masiv dan sistematis serta didukung media bayaran dan asing. Adapun kekuatan koalisi adalah sekitar 60 % lebih di parlemen yang juga dipenuhi infiltrator, pekhianat, kaum pragmatis yang berusaha menyelamatkan diri dari jeratan hukum karena korupsi yang dilakukannya. Budaya politik Jawa, tidaklah beda dengan Sunda atau Melayu, memang suku-suku di Indonesia memiliki kharakteristik yang sangat rentan dengan adu domba. Sementara dalam budaya yang dijunjung adalah norma serta etika , maka di era globalisasi ini dimana pergaulan pria wanita , sesama jenis, perjudian, narkoba, minuman keras sangat gencar dimasukkan dalam sanubari rakyat membuat asing gampang menjadikan budaya luhur menjadi budaya instan yang "menghalalkan segala cara, berbuat curang, korup dan menggunakan institusi militer serta kepolisisn sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menyerang oposan. Dalam politik Jawa, dikenal "beda lidah dan beda hati, dimana lidah berbicara hati memungkiri, ini sudah biasa dan dijadikan alat untuk pembenaran sendiri dalam berpolitik. Demikian juga kekuasaan menurut orang Jawa adalah sesuatu yang patut diperjuangkan "dengan segala cara, karena bagi orang Jawa (juga dalam budaya Melayu), kekuasaan adalah akses menuju gudang kenikmatan dunia, menuju pusat lumbung "harta, tahta, dan wanita" dimana menurut orang Jawa, jika mereka sudah duduk dalam kekuasaaan mereka akan menguasai seluruh harta negara, dan dilindungi oleh beking preman, militer dan kepolisian, serta hakim dan jaksa. Mereka merasa dilindungi, bermain korupsi dibalik tembok-tembok tebal kantor pemerintahan, dan menjadikan mereka kaya raya dan membuat ratusan tembok tebal berupa kondominium, apartemen, rumah mewah. Sementara rakyat yang tidak memperoleh kekuasaan, menjadi bulan-bulanan, jika mencuri roti akan diganyang sampai mati, sementara presidennya, pemimpinnya tiah hari curi uang ratusan juta tidak pernah diseret ke jalanan dan "digebugi sampai mati. Jawa adalah prahara, prahara karena berkorban untuk tidak mengejar kekuasaan bar-bar, yang "disenangi asing yang mengincar harta kekayaan Nusantara, sehingga dijadikan adu domba asing dan juga negara asia seperti china yang sangat berkepentingan dengan sumber daya alam Indonesia. Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa hukum jahiliyah lah yang berlaku, dimana "sing ora edan ora keduman" adalah patokan bagi kaum koruptor beserta anak cucunya. Jawa adalah kunci bagi kehancuran Indonesia, dan yang benar-benar bisa menghancurkan Jawa adalah Tuhan YME, pemilik gunung-gunung api di Jawa, dan kandungan lumpur magma dalam tanah Jawa yang siap meluluh lantakkan Jawa. Ini lebih terhormat dan bermartabat sehingga ada generasi baru yang diharapkan mampu menjaga Nusantara dengan keadilan, kejujuran serta kebijaksanaan yang beradab. Shiva Bayu /andrise a reader who try making good writing... Selengkapnya...

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrise/budaya-ala-politik-jawa_54f5e067a33311096f8b45af

Minggu, 03 Januari 2016

chord gitar rebuplik

Jenis: Lirik Lagu dan CHORD GITAR
Band: Republik
Judul: Selimut Tetangga
Intro: C F  
        Am C Dm G 

Am                 C 
Bersabarlah sayang aku akan pulang 
Dm                     G 
Jangan dengarkan gosip murahan tentang aku 
Am                 C 
Berjanjilah sayang tuk slalu setia 
Dm                 G 
Meskipun ku tak di sampingmu 

    F                   G 
Tak usah menangis meratapi aku 
    F                           G 
Tak perlu kau berfikir ku meninggalkanmu 

Chorus: 
         F                 G 
Mana mungkin selimut tetangga 
             Em               Am 
Hangati tubuhku dalam kedinginan 
               Dm               G           
Malah malam panjang setiap tidurku 
             C Gm 
Selalu kesepian 

         F                 G 
Mana mungkin selimut tetangga 
             Em              Am 
Hangati tubuhku dalam kedinginan 
               Dm               G 
Malah malam panjang setiap tidurku 
             C  E 
Selalu kesepian 

Am                 C 
Berjanjilah sayang tuk slalu setia 
Dm                 G 
Meskipun ku tak di sampingmu 

    F                   G 
Tak usah menangis meratapi aku 
    F                           G 
Tak perlu kau berfikir ku meninggalkanmu 

Am C Dm G  

    F                   G 
Tak usah menangis meratapi aku 
    F                           G 
Tak perlu kau berfikir ku meninggalkanmu 

Chorus:
         F                 G 
Mana mungkin selimut tetangga 
             Em               Am 
Hangati tubuhku dalam kedinginan 
               Dm               G           
Malah malam panjang setiap tidurku 
             C Gm 
Selalu kesepian 

         F                 G 
Mana mungkin selimut tetangga 
             Em              Am 
Hangati tubuhku dalam kedinginan 
               Dm               G 
Malah malam panjang setiap tidurku 
             C   
Selalu kesepian 

Am                 C              
Bersabarlah sayang aku akan pulang
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Hanya Ingin kau Tahu

Intro : C Em F G (2x)

               C                          Em
Ku t'lah miliki rasa indahnya perihku
                             F
Rasa hancurnya harapku
                       G
Kau lepaskan aku

(*)
                       C                                Em
  Asalkan abadi sekalipun kau mengerti
                                  F
  Sekalipun kau pahami
                              G
  Ku fikir ku salah mengertimu

Reff :
                Am                         Em
  Ooh aku hanya ingin kau tahu
                              F
  Besarnya cintaku
                                 G
  Tingginya khayalku bersamamu
                  Am                       Em
  Tuk lalui waktu yang tersisa kini
                            F
  Di setiap hariku
                            G
  Di sisa akhir nafas hidupku

Interlude : C Em F G

                    C                                    Em
Walaupun semua hanya ada dalam mimpiku
                               F
Hanya ada dalam anganku
             G
Kulewati itu

Kembali ke : (*), Reff, Reff

Outro : C Em F G Am

intro : C F C Fm

C           Em      Am
Sejenak aku merenungi
Dm                G
Sehingga aku menyesali

C           Em      Am
Mengapa engkau mengingkari
Dm                G
Kau buat aku patah hati

  Am           Em
Seandainya aku bisa
   F          C
Kembalikan waktu
  Am           Em
Tapi itu takkan bisa
  F               G
Jika ku ulang kembali


 Reff :

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
 G           C
Sudah ku mengalah


C          Em   Am
Betapa aku mencintai
Dm                 G
Tetapi masih kau sakiti
C          Em   Am
Aku tak bisa melupakan
  Dm                   G
Rasa sakit yang aku terima
   G        G     Am
Hoouow.. woouwow.. woow..

Solo : Am Dm F G


Reff :

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
  G          C
Sudah ku mengalah

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
  G           C
Sudah ku mengalah
G           C
Sudah ku mengalah...
- See more at: http://www.guitarsquartz.com/2014/09/chord-gitar-dan-lirik-lagu-repvblik.html#sthash.wu6B0tyy.dpuf

intro : C F C Fm

C           Em      Am
Sejenak aku merenungi
Dm                G
Sehingga aku menyesali

C           Em      Am
Mengapa engkau mengingkari
Dm                G
Kau buat aku patah hati

  Am           Em
Seandainya aku bisa
   F          C
Kembalikan waktu
  Am           Em
Tapi itu takkan bisa
  F               G
Jika ku ulang kembali


 Reff :

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
 G           C
Sudah ku mengalah


C          Em   Am
Betapa aku mencintai
Dm                 G
Tetapi masih kau sakiti
C          Em   Am
Aku tak bisa melupakan
  Dm                   G
Rasa sakit yang aku terima
   G        G     Am
Hoouow.. woouwow.. woow..

Solo : Am Dm F G


Reff :

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
  G          C
Sudah ku mengalah

  C         F
Sakit aku sakit
  G           C  G
Kalah ku mengalah
  C         F
Salah aku salah
  G           C
Sudah ku mengalah
G           C
Sudah ku mengalah...
- See more at: http://www.guitarsquartz.com/2014/09/chord-gitar-dan-lirik-lagu-repvblik.html#sthash.wu6B0tyy.dpuf
 
 
 

Jumat, 01 Januari 2016

Al Ghazali Lagu Galau Mp3 Download

 
 
 
 
 
 
 

Al Ghazali Lagu Galau Mp3 Download

  •  
     
     
     
     
     
     
     
     
    Al Ghazali - Lagu Galau
    Music Details
    Name Al Ghazali - Lagu Galau.mp3
    Uploader Maymoy Kimao
    ON 2015/05/16 19:42:19 +0000
    Genre Pop
    Duration 04:03
    Size 5.71 MB
    Type Audio
    Source SOUNDCLOUD.COM
    BitRate 128kpbs
    Download 0x
    Total Play 698493
    Privacy Police All material is copyright to their respectful owners and no copyright infringement is intended. this File uploaded By Maymoy Kimao
    Description
    Tag Al , Ghazali , Lagu , Galau ,
    Sharebagikan ke fb bagikan ke twitter bagikan ke Google+

    CHORD GITAR Lirik Lagu Jamrud - Telat 3 Bulan

    Lirik Lagu Jamrud - Telat 3 Bulan + CHORD GITAR

    Intro : E A
    E
    Malam jum’at bertemu
    E
    Di apotik pak mahmud
    E
    Kau tersenyum tersipu
    E
    Aku pura-pura malu
    A Am
    Dan kita mulai…
    E
    Saling Tanya jawab
    E
    Malam sabtu kujemput
    E
    Rok minimu menyambut
    E
    Kuajak kau ke laut
    E
    Lihat pemandangan bagus
    A Am
    Namanya laut
    E
    Angin pasti kuuenceng (wuuuzzz)
    A Am
    Rokmu berayun…
    E
    Naik turun
    Reff :
    E D A
    Hei… salahkah aku yang jadi “mau”
    E
    Karena melihat isi dalam rokmu
    E D A
    Hei… kenapa kau pun mau saat kurayu
    B
    Dan kita langsung berguling bergerak bebas diatas pasir
    Intro : E D A B (2x)
    E
    Beberapa bulan ‘gak ketemu
    E
    Kau tampak jadi gendut
    E
    Lagi memilih susu
    E
    Di apotik pak mahmud
    A Am
    Kutanya kabar…
    E
    Kau malah menangis
    A Am
    Sambil berbisik ..
    “Aku telat 3 bulan”
    Back To : Reff
    Coda : E D A B (2x) E




    www.yudianto.co.id

    MASUKNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA

     MASUKNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA
     
     
     
    Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di mass media mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia.Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya.
    Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islamdi Indonesia.
    Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia.Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi
    berikut ini. Teori Gujarat
    Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
    pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
    a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
    Islam di Indonesia.
    b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
    Cambay – Timur Tengah – Eropa.
    c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
    bercorak khas Gujarat.
    Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
    H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya
    pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
    Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
    singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah
    banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
    menyebarkan ajaran Islam.
    Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat. Silahkan Anda simak teori berikutnya.
    Teori Makkah
    Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
    yaitu teori Gujarat.
    Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
    pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
    Dasar teori ini adalah:
    a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
    perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
    mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
    berita Cina.
    b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
    mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
    Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
    c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
    dari Mesir.
    Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
    yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik
    Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang
    berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
    Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
    teori berikutnya.
    Teori Persia
    Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
    berasal dari Persia (Iran).
    Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
    Indonesia seperti:
    a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
    cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di
    Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
    Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
    b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu
    Al – Hallaj.
    c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda
    bunyi Harakat.
    d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
    e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
    salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
    Jayadiningrat.
    Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran
    Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
    Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari
    peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.
    Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali
    yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
    1.Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa Timur.
    2.Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
    3.Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
    4.Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
    5.Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
    6.Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
    7.Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak.
    8.Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.
    9.Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat (Cirebon) Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa
    sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat
    dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang
    dikasihi Allah.
    PENGERTIAN INTERNET





    Di era modern seperti sekarang ini, peranan internet tidak pernah lepas dari berbagai aktivitas manusia, baik belajar, bekerja, atau mencari informasi. Untuk tujuan memperkaya pengetahuan kalian tentang internet, saya berbagi pengetahuan kepada kalian yaitu Pengertian dan manfaat internet.

    Pengertian Internet
    Internet merupakan singkatan dari Interconnected Network, yaitu kumpulan komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dalan sebugah jaringan. Disebut saling terhubung karena internet menghubungkan komputer dan jaringan-jaringan komputer yang berada di seluruh dunia menjadi sebuah jaringan komputer yang sangat besar. Semua jaringan yang terhubung ke internet dapat mengakses semua informasi yagn disediakan di internet secara gratis.

    Internet merupakan dunia tanpa batas. Artinya, semua orang mempunyai hak yang sama di internet. Oleh sebab itu, internet merupakan dunia yang bebas dimasuki tanpa harus terikat pada peraturan-peraturan negara tertentu dan tanpa dibatasi oleh batas-batas wilayah teritorial negara tertentu.

    Internet merupakan salah satu pemicu terjadinya globalisasi karena telah menghilangkan batas-batas dunia. Internet memungkinkan anda mengakses informasi yang tersimpan di komputer di belahan dunia lain. Internet telah membuat dua orang dari belahan bumi yang berbeda dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh batas-batas negara, waktu, jarak, dan hukum atau biokrasi suatu negara.

    Manfaat Internet
    Tingginya mobilitas penggunaan internet menuntut jaringan yang fleksibel, sehingga seseorang yang sedang berpergian tetap dapat mengakses internet walaupun di dalam mobil yang sedang berjalan, sehingga dikembangkannya jaringan tanpa kabel (wireless). Berikut manfaat internet secara umum.

    1. Mencari informasi (hosting) dan research di internet
    Hosting dilakukan seseorang untuk mencari berita, referensi, maupun bacaan. dengan hosting, pengguna dapat memperoleh informasi yang banyak. Bahkan, pengguna internet sering mengupload hasil penelitian, penulisan, dan karya terbarunya ke internet agar dapat diakses oleh pengguna lain.

    2. Berkirim surat (e.mail)
    E.mail merupakan suatu kegiatan berkirim surat melalui media internet. E-mail (Electronic mail) sudah banyak digunakan saat ini dan sangat populer. Di mana pengirim dapat mengirimkan surat secara langsung dan penerima surat yang letaknya berjauhan juga dapat secara langsung menerima surat tersebut dengan syarat keduanya sedang online.

    3. Berbelanja online (e-commerce)
    E-commerce (Electronic commerce) adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi, terutama internet. Internet memungkinkan orang atau organisasi yang berada pada jarak yang jauh dapat saling berkomunikasi dengan biaya yang murah. Ada banyak bentuk perdagangan secara elektronik yang banyak dilakukan saat ini. Misalnya, internet banking, pembelian dan penyediaan barang, toko online, dan sebagainya. Di Indonesia telah disediakan beberapa website khusus sebagai website untuk penjualan barang-barang seperti glodokshop.com, apotikonline.com, tokobagus.com, zalora.com, dan lain-lain.

    4. Internet banking
    Internet banking atau electronic banking (e-banking), cyberbanking, virtual banking, home banking, maupun online banking adalah aktivitas perbankan yang dilakukan dari rumah, kantor, atau tempat-tempat lain dengan memanfaatkan internet. Manfaat adanya internet banking bagi nasabah, yaitu nasabah tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi perbankan, nasabah dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dan di mana saja (asalkan tersedia fasilitas internet). Sedangkan bagi pihak bank, internet banking memungkinkan bank untuk mengurangi biaya operasional. Di Indonesia bank-bank yang telah menyediakan jasa internet banking antara lain Bank BCA, Bank Mandiri, Lippo Bank, BII, dan lain-lain.

    5. Belajar jarak jauh (e-learning)
    E-learning atau sering disebut juga dengan e-education adalah kegiatan belajar pada tempat yang saling berjauhan dengan menggunakan media tertentu, misalnya Volp, Skype, dan sebagainya. Di Indonesia yang mempinyai program belajar jarak jauh, misalnya Universitas Terbuka. Internet merupakan alat komunikasi yang murah. Internet juga memungkinkan terjadinya dialog seseorang dengan orang lain (one to one communication) dan dialog seseorang dengan banyak orang (one to many communication). Selain itu, internet juga memungkinkan terjadinya komunikasi dengan tatap muka melalui teleconference. Pemanfaatan internet akan membuat proses belajar jarak jauh menjadi lebih efektif dan hasil yang diperoleh pun akan menjadi lebih maksimal.

    6. Mengobrol (chatting)
    Chatting adalah kegiatan atau pola bicara di internet. Jika telepon menggunakan bunyi untuk berkomunikasi, sedangkan chatting di internet menggunakan media tulisan. Sama halnya dengan fasilitas lainnya, dalam internet menawarkan kemudahan, kecepatan, dan biaya yang murah.